Popularitas Adalah Kiat Mengalahkan Kompetitor (Ilmu Broadcasting Radio)

Popularitas Adalah Kiat Mengalahkan Kompetitor (Ilmu Broadcasting Radio)
Popularitas Adalah Kiat Mengalahkan Kompetitor
Popularitas Adalah Kiat Mengalahkan Kompetitor (Ilmu Broadcasting Radio) - Radio kita lebih baik dari kompetitor, tapi mengapa masih saja tidak bisa mengalahkan kompetitor? Keadaan seperti ini yang sering membuat bingung saat kita melihat hasil survey pendengar. Kita merasa acara-acara kita lebih baik, pilihan lagunya juga lebih bagus, terbukti respon pendengar saat kita membuka kesempatan dalam acara interaktif tidak pernah sepi. Dari sisi tekhnis, kualitas audio dan daya pancar juga tidak kalah. Bahkan penyiar kita lebih berkualitas dan berpengalaman karena kita sudah jauh lebih dahulu mengudara dibandingkan dengan kompetitor. Lalu mengapa kompetitor yang penyiarnya siaran asal-asalan dan acaranya begitu-begitu saja, saat disurvey memiliki pendengar yang jauh lebih banyak dibandingkan radio kita? Apakah kita harus meniru gaya siaran mereka yang asal-asalan? Atau menduplikasi acara mereka? Bukan jaminan!

Selama ini, sebagian besar dari kita hanya berpikir bagaimana meningkatkan kualitas acara dan kualitas penyiar. Satu hal yang kita lupa adalah: apakah radio kita lebih populer dibandingkan dengan kompetitor. Karena radio terdiri dari berbagai elemen, tentunya selain acaranya, penyiarnya juga harus populer di target pendengar kita. Semakin populer seorang penyiar, maka semakin banyak pendengar yang akan mendengarkan siaran penyiar tersebut. Sebegitu pentingkah popularitas seorang penyiar? Saya katakan YA, karena kita bekerja di media radio, karena kita bekerja di dunia hiburan. Ambil contoh: sebuah band yang tidak dikenal, bisa disebut sebagai band yang tidak laku. Begitu juga seorang penyiar yang pendengar / fans-nya sedikit, sering kali dianggap bukan penyiar handal. Pada saat pendengar sudah menjadi teman dan penggemar, mereka akan mengikuti kita dan tidak menutup kemungkinan kualitas siaran akan menjadi nomor dua. Itulah sebabnya mengapa kompetitor yang siarannya asal-asalan bisa lebih banyak pendengarnya, karena penyiarnya jauh lebih popular dibandingkan kita. Karena penyiarnya memiliki banyak teman, karena penyiarnya jauh lebih gaul, karena penyiarnya jauh lebih dikenal.

Popularitas seorang penyiar tidak hanya bisa dibangun pada saat dia siaran yang hanya 2 – 4 jam per hari. Kehidupan kesehariannya yang memiliki waktu jauh lebih banyak dibandingkan dengan saat siaran, akan membawa pengaruh penting bagi peningkatan popularitasnya. Bayangkan apa yang akan terjadi jika selesai siaran kita pulang dan menghabiskan hari di dalam kamar, sementara penyiar kompetitor setelah siaran mereka aktif dengan kegiatan keseharian mereka, misalnya kegiatan kampus, organisasi, olah raga, band, mc atau bahkan hanya sekedar beredar dari tempat satu ke tempat lainnya untuk bertemu dengan teman-temannya. Popularitas juga tidak selalu berkaitan dengan penampilan fisik. Seorang penyiar yang tampan atau cantik akan menjadi tidak populer jika dia tidak supel atau ramah dengan pendengar. Selama kita bisa menjaga penampilan yang rapi dan menarik, saya rasa tidak akan menghambat keinginan kita untuk menjadi sosok yang populer.

Penyiar harus bisa membangun popularitasnya di target pendengar dengan membina pertemanan yang efektif. Jangan puas jika kita hanya mengenal, tapi kita harus dikenal oleh mereka. Manfaatkanlah setiap kesempatan yang ada atau moment of truth untuk menunjukkan eksistensi kita dan kemampuan kita. Semakin kita dikenal, semakin banyak teman kita diharapkan saat siaran pendengar kita juga akan bertambah. Manfaatkan juga tekhnologi yang ada. Sebagai penyiar jangan ragu untuk narcist / ng-eksis di berbagai situs jejaring sosial. Selalu berkomunikasi dengan teman-teman dan pendengar agar relasi yang terbina terus terjaga. Bagaimana dengan mereka yang merasa sudah populer, sudah dikenal dan memiliki banyak teman? Karena kita orang radio, karena kita penyiar, kita harus bisa mengajak mereka untuk mendengarkan siaran kita. Tidak harus selalu, paling tidak saat mereka ingin mendengarkan radio, mereka mendengarkan radio kita. Atau mereka bisa merekomendasikan radio kita dan siaran kita ke teman-temannya. Akan menjadi hal yang percuma jika kita selama ini memiliki komunitas yang besar namun tidak kita manfaatkan untuk mendukung popularitas kita sebagai seorang penyiar.

Bagaimana dengan penyiar yang merasa sudah out of date? Jangan jadikan usia sebagai alasan, karena siapapun kita pasti memiliki teman dan komunitas. Bawalah mereka untuk mendengarkan siaran kita. Meskipun sedikit, penambahan jumlah pendengar tetap memiliki arti bagi radio kita. Hal terakhir yang perlu diperhatikan, adalah menjaga popularitas kita. Jangan sampai kita bernasib sama dengan artis yang sedang turun pamornya. Memang tidak mungkin selamanya kita akan berada di atas. Yang perlu kita lakukan adalah berusaha memperlambat penurunan itu selama mungkin. Siaran yang baik dan menjadi seorang penyiar andalan adalah keharusan. Namun saat ini tidaklah cukup. Kita harus menjadi penyiar handal dan populer! Saat kita semakin populer, yang merasakan hasilnya tidak hanya radio kita. Tapi kita sendiri pun secara pribadi juga akan merasakan pengaruhnya.
So, Be Popular!
Popularitas Adalah Kiat Mengalahkan Kompetitor (Ilmu Broadcasting Radio)

0 Response to "Popularitas Adalah Kiat Mengalahkan Kompetitor (Ilmu Broadcasting Radio)"

Post a Comment